26.1.14

Badan Eksekutif Mahasiswa yang Berperan(g)


“Didik rakyat dengan pergerakan, didik penguasa dengan perlawanan.”
Ada satu kata yang saya garis bawahi dari kutipan Kartodikromo (1935) di atas: Pergerakan. Pergerakan berarti memindahkan objek dari satu tempat ke tempat yang lain, atau dalam konteks ini, dari kondisi yang tidak ideal ke kondisi yang ideal. Sebuah pergerakan, apapun tujuannya, membutuhkan satu sistem terstruktur tuk mengelola sumber daya ke dalam satu ritme yang berkiblat pada sebuah cita-cita perubahan. Begitupun dengan pergerakan mahasiswa.

Mahasiswa yang terkenal akan idealismenya secara otomatis mengemban tugas luhur tuk ‘mendidik’ rakyat dengan pergerakan. Tentu, hal yang akan sulit terwujud ketika mahasiswa memilih tuk berjuang sendiri-sendiri. Maka mahasiswa pun berkumpul, lalu mencari bentuk yang tepat untuk berorganisasi. Ya, masih teringat bagaimana cikal bakal organisasi kampus “Organisasi Mahasiswa Intra Kampus” telah mengalami beberapa perubahan, baik atas alasan praktis atau alasan politis (Normalisasi Kehidupan Kampus). Mulai dari Dewan Mahasiswa, berubah menjadi Senat Mahasiswa, hingga sekarang Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).

Persepsi..

Apa sebenarnya peran BEM? Sebelum lebih jauh membicarakan apa sebenar-benarnya BEM, ijinkan saya bicara persepsi. Pertama, persepsi mahasiswa non-BEM kepada BEM itu sendiri. BEM seringkali dianggap sebagai sekumpulan mahasiswa yang tidak biasa, doyan bikin acara, ngomongin politik, sambil melakukan jual beli investasi kekuasaan masa depan. Kedua, persepsi dari masyarakat. Telah tertanam di masyarakat bahwa BEM adalah representasi pars pro toto sebuah almamater, sekumpulan mahasiswa yang rajin mengkaji kasus lalu mengatur suhu aksi, yang seringkali berujung pada produksi eksternalitas negatif: Demolisi fasilitas umum, penutupan jalan, polusi. “Aksi-aksi basi biar diliput televisi. Ini lagi pada latihan perang?”, cibir seorang kawan.

Beberapa persepsi yang timbul disebabkan masyarakat melihat BEM hanya dari satu sudut pandang, yang membuat masyarakat menafikan peran sebenarnya BEM. Padahal apabila ditilik lebih jauh, begitu banyak tugas pokok dan fungsi BEM sebagai koordinator pergerakan yang diimplementasikan ke dalam kegiatan-kegiatan. Dengan kata lain, aksi-aksi yang (sayangnya) mendapat porsi terbesar dalam expose media sejatinya hanyalah sekelumit dari sekian banyak urusan BEM. Di sini saya mencoba mengangkat opini tentang apa sebenarnya peran BEM.

BEM sebagai organisasi..

Sebagai organisasi pemerintahan kampus, BEM dipimpin oleh seorang Presiden/Ketua yang terpilih dari sebuah proses Pemilihan Raya. Presiden/Ketua terpilih akan menggunakan amanah yang diembannya tuk melakukan kegiatan pengembangan, pergerakan, dan politik mahasiswa sesuai dengan janji-janji kampanye dengan tetap berpegang pada AD/ART Keluarga Mahasiswa. Hal ini tentu dengan pengawasan melekat dari Badan Legislatif Mahasiswa yang merepresentasikan aspirasi seluruh mahasiswa.

Dalam perannya mengembangkan kegiatan intern, BEM memiliki tiga tujuan. Pertama, menunjang softskill minat dan bakat yang mahasiswa. Ambillah contoh di BEM STAN sendiri, terdapat Kementerian Pembinaan Olahraga, Kementerian Seni dan Budaya, dan Kementerian PPSDM. Masing-masing kementerian memiliki tanggung jawab untuk menjalankan program kerja yang dapat menunjang minat dan bakat mahasiswa baik dalam bidang olahraga, seni budaya, dan iklim keilmiahan, dengan tetap melakukan pembinaan terhadap Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Kedua, kesejahteraan mahasiswa yang dikoordinir oleh bidang sosial. Dan yang ketiga, menjembatani seluruh civitas akademika intern kampus, mulai dari organisasi kemahasiswaan, pengajar, karyawan, juga mahasiswa itu sendiri.

Kemudian dalam perannya mengembangkan kegiatan eksternal, BEM bertanggungjawab menjalin hubungan baik dengan organisasi kemahasiswaan lainnya. Misalnya BEM STAN dalam hubungannya dengan BEM-SI dan FMKI, yang seringkali berkoordinasi dalam satu ritme menjalankan aksi. Kajian strategis biasanya menjadi hal yang tak terpisahkan di sini, mengingat sebelum memulai aksi, mahasiswa dalam semangatnya mewujudkan agent of change harus cerdas memposisikan diri. Selain itu dalam semangat menjunjung salah satu butir Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat, BEM juga dapat melakukan kegiatan sosial seperti bakti sosial, penggalangan dana untuk korban bencana, dusun binaan, dan sebagainya.

Selain bidang-bidang yang dipaparkan di atas, dalam menjalankan roda pemerintahannya Badan Eksekutif Mahasiswa juga membutuhkan dukungan kesekretariatan dan kebendaharaan. Adanya pengawasan internal juga mutlak diperlukan untuk memastikan BEM yang akuntabel, handal, dan tetap di lajur yang benar. Sehingga ada ilmu lain yang ditawarkan di sini: Administrasi, manajemen keuangan, dan audit kinerja.

Berperan atau berperang?

Maka menjadi jelaslah, bahwa BEM bukanlah sekumpulan mahasiswa yang doyan ‘berperang’, namun BEM adalah sebuah organisasi yang memegang peran dalam penyaluran minat dan bakat mahasiswa, pelayanan mahasiswa, pengabdian masyarakat, dan yang paling berat: Menyuarakan kepentingan rakyat. Kalaupun harus berperang, maka masalah bangsalah yang dijadikan lawan perang.

Dalam mengemban tugas berat ini, BEM harus selalu menjadi organisasi yang merangkul, bersahabat, tanpa disetir oleh kepentingan-kepentingan oknum atau organisasi tertentu. Jangan sampai mahasiswa yang digadang-gadang sebagai agent of change, social control, dan iron stock hanya menjadi harapan klise tanpa makna hanya karena memperjuangkan kepentingan-kepentingan itu. BEM harus menjadi koordinator utama pergerakan mahasiswa dengan bahan bakar idealisme, yang berangkat dari kaum-kaum yang tertindas, suara-suara yang menginginkan keadilan, dan cita-cita luhur untuk perubahan.


 “Masih terlalu banyak mahasiswa yang bermental sok kuasa. Merintih kalau ditekan, tetapi menindas kalau berkuasa. Mementingkan golongan, ormas, teman seideologi dan lain-lain. Setiap tahun datang adik-adik saya dari sekolah menengah. Mereka akan jadi korban-korban baru untuk ditipu oleh tokoh-tokoh mahasiswa semacam tadi.” – Gie

(Penulis adalah Wakil Presiden Mahasiswa  BEM STAN 2013-2014)