13.1.12

the man who can be moved

Kamis, 29 Desember 2011 menjadi hari bersejarah bagi kami. Paling tidak 20 dari 30 anak lulusan 2010 harus rela untuk dipindahkan lagi setelah 6 bulan sebelumnya dipindahkan. Kalau ada rekor MURI mutasi tercepat, mungkin kami yang megang kali ya. Sore hari itu saat SK pemindahan pelaksana keluar, saya yakin pasti ada yang merasa senang, sedih, galau, biasa saja (atau berlagak biasa saja), baik yang namanya tercantum dalam SK atau yang tidak. Baik yang ditinggalkan ataupun yang meninggalkan.

Berbicara soal meninggalkan dan ditinggalkan, dua hal yang sama-sama berat. Tapi, ditinggalkan itu lebih berat. Problem? Baiklah. Mereka yang meninggalkan harus rela kehilangan lingkungan tempat mereka terbiasa berada. Mereka akan pindah ke tempat lain, lingkungan yang baru, orang-orang baru, yang (diharapkan) dapat menggantikan lingkungan yang mereka tinggalkan. Yang ditinggalkan, tetap di lingkungan yang sama, tapi tak benar-benar sama. Kehilangan bagian, yang tanpa itu takkan sama lingkungannya. Tapi intinya sama-sama sedihnya kok. Akur ya. Ah, mari asumsikan pasti ada sumur di setiap ladang. ;)



i miss the complete-us
SK memindahkan saya dari PPDDP Jakarta menuju KPDDP Makassar. Beruntung, rumah orang tua di Sidoarjo, yang jika ditarik garis lurus, kurang lebih tepat berada di tengah-tengahnya. Tidak ada perbedaan jarak signifikan, hanya perbedaan mata angin. Dari yang semula ke barat, sekarang ke timur laut. Dengan ini jelas saya bukanlah satu di antara para pencari kitab suci itu. Oke kalimat sebelum ini boleh diabaikan.

Unik. Itulah kantor baru kami. Setelah memahami Peraturan Menteri Keuangan NOMOR: 133/PMK.01/2011, kami menjadi satu-satunya unit pelaksana teknis eselon III yang bertanggungjawab langsung di bawah Dirjen. Tapi sebenarnya bukan itu yang membuat kami merasa unik, tapi proses bisnis, SOP KPDDP (dan PPDDP) yang begitu berbeda dengan kantor pajak kebanyakan. Masih sama mempunyai target penerimaan. Bedanya, kantor pajak umumnya target penerimaan pajak, kami target penerimaan dan pengumpulan SPT, yang selanjutnya harus diolah sedemikian rupa untuk akhirnya menjadi data yang menjadi acuan para stakeholder untuk melakukan analisa sebelum pengambilan keputusan. Inilah yang saya suka dari sebuah sistem. Perbedaan SOP membuat masing-masing unit mempunyai perannya sendiri-sendiri dalam mencapai suatu tujuan. Sinergi.

Akhirnya, 8 Januari 2012 saya menginjakkan kaki di bumi Celebes. Wooohhooo I really love it. Trying a lot of new things. Setelah terkesima disambut dengan keindahan arsitektur Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, saya bisa mencoba naik pete-pete yang setirnya kecil itu, puas makan Coto Makassar yang pakai daging capi itu, Mie Titi yang keringnya khas itu, dan belajar logat Makassar yang gampang-gampang susah itu. Haha belajar ki’!
Mie Titi (Piring putih: Mie kering. Baskom: Kuah)



Tapi jujur kesenangan paling klimaks adalah saat melihat kantor untuk pertama kalinya. We were amazed. We are.



the amazing one


Seperti yang mereka bilang, kantornya besar dan luas. Dan keren, seperti pegawainya. Dengan luas lebih dari 3 hektar, konon kantor ini melanggar peraturan mengenai batas maksimal luas gedung pemerintahan. Tapi wajar, mengingat SPT dari seluruh wilayah Indonesia timur diproyeksikan untuk disimpan di sini. Sebenarnya mau cerita lebih banyak, tapi saya ogah, mengingat ini menyangkut Pasal 34 UU KUP. Intinya, kantor ini memang bukan gudang biasa.

Kantor ini baru. Benar-benar baru. Bahkan bau plitur kayu furniture masih tercium di sini. Kosong. Tanpa pegawai . Ya, tempat yang membuat saya dan teman-teman dituntut untuk berkarya, berbuat lebih, berinovasi, menjadi aktif kreatif, karena di tangan kami juga lah kesuksesan KPDDP Makassar. Beberapa harus meninggalkan keluarga dan cinta, untuk membangun kantor dari nol. Tidak semua orang cukup beruntung untuk secara langsung atau tidak langsung dipercaya menjadi pioneer sebuah sistem. (smile)

Kami bukan pengungsi, kami pegawai negeri. Yang mengharuskan untuk memikul sebuah konsekuensi untuk (mau) ditempatkan di mana saja. Cepat atau lambat. Semua akan (p)indah pada waktunya. If you’re a PNS, you wil never be the-man-who-cant-be-moved. Ya memang personel The Script bukan PNS sih, wajar lagu mereka gitu. Pokoknya menurut saya, duta move on sebenarnya itu ya PNS. PNS: Pindah Nurutin SK. #apeu

Yap, transisi 2011 ke 2012 menjadi masa yang cukup nomaden bagi saya. Melewatkan 2011 dengan hampir 7 bulan di kampung halaman, Surabaya, sisanya di Jakarta, dan sekarang (secara de facto, belum de jure) ditugaskan menjadi warga Makassar.

Terima baktiku, negeri!

3 komentar:

  1. This posting brings my memory back.. :D
    Masih inget pas turun dari pesawat brasa pengen tereak,"YA AMPUN AK ADA DI SUMATERAAA!!,"

    You will surely enjoy this,no..

    ntar kalo kalian ada kesempatan jalan2 keluar Makassar, coba main ke kota2 sekitar kayak Bantaeng, Watampone dll. Nnti ketemu temen2 kita juga. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha persis!
      "MAMAA AKU DI SULAWESIII!" :DD

      Siap ki'!
      Sukses buat kita ya!

      Hapus
  2. *nyanyik* IM NOT MOOOOVIIIINGGG
    hahahaha. tapi surely semua akan (p)indah pada waktunya :D

    BalasHapus