Sepatu olahraga yang tak terpakai, digestion problem thingy,
dan bajigur break (instead of coffee break. Bajigur? Yes. I mean it.) adalah sepotong
cerita yang mungkin tertinggal di sana, di Diklat Fungsional Dasar (DFD) Pemeriksa.
Diklat yang mempertemukan lagi satu angkatan, setelah tepat setahun sebelumnya bareng-bareng
di-DTSD-kan. Lalu, apa cerita lainnya? Baiklaaah. Brace yourself, DFD in
numbers is coming........ right after this line. :p
5 – Hari yang dibutuhkan untuk keseluruhan program pembelajaran
termasuk ujian.
Adalah waktu yang terhitung singkat untuk mulai intim dengan
ilmu pemeriksa, jika anda masih asing dengan hal-hal pemeriksa, or could I say ‘kaum
Pertamina’? (mulai dari nol, Red.) Dengan core business KPDDP yang sama sekali
berbeda, hmmm.... Yep, saya kaum Pertamina! Well guessed! *applause*
12 – Bulan yang cukup tuk mengubah teman-teman fiskus from
nothing to sooo many things!
Setahun terpisah,pengalaman, jam terbang, pola
pikir tak lagi sama. Senang lho rasanya bisa berbagi pengalaman masing-masing.
Lengkap! Meskipun mengecap bangku kuliah yang sama, setelah terjun di dunia
kerja, pengalamannya beda-beda. Kok bisa beda-beda? Tergantung amal perbuatan?
Ah tidak juga. Sepertinya lebih tergantung PENEMPATAN. :p
20 – Total keseluruhan kelompok kecil yang telah terbagi ke
dalam 4 kelas.
Saya adalah anggota kelas C a.k.a. kelas “c-Mess” they said,
haha. KKP Kembang-Kumbang Pemeriksa, Jatuh Tempo, Homebase Heroes, Gang (e)Nam,
dan TOILET adalah lima kelompok yang menghiasi kelas C. LOL why TOILET? Yakin
mau tahu kenapa? Coba tanya si Dhika, sang juru bicara yang akan sangat ikhlas
menerangkannya. Secara panjang. Dan secara lebar. Selama separuh putaran bumi.
(oke ini lebay)
29 – Jumlah kepala dalam kelas C.
Pak Imam, wali kelas sering
bilang begini. “Tenang saja, kelas ini pasti lulus semua kok. Kecuali satu
orang.” ROTFL kalo dipikir ya iyalah wong satu orang ga masuk diklat. But I don’t
know, that joke never failed me! Mesti langsung *DEG!!!* begitu denger itu, ngahahaha
geblek. Anyway, 29 juga merupakan total peserta yang berhasil meraih hasil
diklat dengan predikat AMAT BAIK. Iya, elo harus bilang WOW! Record.
115 – Decibel (dB) yang ditimbulkan oleh kegemuruhan Malam Gemuruh.
FYI, 0 dB adalah gelombang suara terlemah yang bisa dideteksi oleh telinga
manusia. Lalu terkuatnya? 140 dB. Yap, 115 dB at Malam Gemuruh, I can say that.
Bukan Malam Gemuruh namanya jika tidak gemuruh! (Thank you, Captain Obvious!)
Setidaknya 100-an anak manusia berkompetisi di malam penutupan diklat ini. Atas
nama kelas. Drama teatrikal, musikal, kolaborasi dansa dan cerita banci maupun
disorientasi menghiasi malam penuh seni ini. Kagum. Tak butuh waktu lama bagi
para punggawa keuangan negara ini untuk mempersiapkan karya unik menggelitik
namun apik, yang masing-masing dirangkum tak lebih dalam 20 menit pementasan.
Terus juaranya kelas apa? Tentu saja. Proud of you, guys! *angkat plakat* :)
116 – Peserta angkatan III yang lulus dan siap diangkat
menjadi fungsional pemeriksa. Kapan saja, dan di mana saja. Asalkan homebase.
#lahhh
124 – Nomer kamar saya.
Kamar dengan kamar mandi paling
berisik saat occupied, isinya penyanyi kamar mandi semua sih, hahaha. Beruntung
struktur rahang saya cukup tegas,
seperti orang Batak kebanyakan. Jadi ga perlu minder lah ya sama dua orang roommate
yang kebetulan sama-sama Batak-nya. *minder ngapain juga kau No’! bzzzt*
1003 – Waktu checkout dari hotel.
Sistem buka tutup jalur Puncak
membuat saya dan rombongan mesti mencari cara membunuh waktu menunggu 1130,
saat jalur turun dibuka. Iya, rasanya kurang lengkap di Bogor kalau tidak ke
Cimory. Cimory Mountain View. Resto yang terkenal dengan produk yoghurt-nya ini
kami jadikan tempat untuk membunuh waktu, dan membunuh bakteri (?)
1250 – Target penerimaan pajak (dalam triliun rupiah) tahun
2013, maybe?
Hehe. Yang pasti... Untuk berkontribusi, tak perlu menunggu menjadi
juru sita, pemeriksa, AR, atau jabatan yang selama ini kita anggap lebih
berpengaruh dalam penerimaan pajak, kenapa? Karena apa adanya kita, sudah
melengkapi DJP kita. ;) #terTestpack
Well, I think that it’s time to stop playing numbers. They’re
getting mad. *bilang aja udah blank No', hahah*
Intinya, saat ada yang bertanya apa itu DFD, saya akan
bilang bahwa DFD adalah satu hal singkat yang penuh dengan cerita, pengalaman,
ilmu, tawa, peluh, diare, lipstik, dan..... cerita cinta mungkin? :)
|
c-Mess :)
|
Salam gemuruh, FUNGSIONAL!
Fungsional, TETAP SEMANGAT!