14.10.12

Akademi Berbagi Makassar: The 19th


Beberapa jam masuk waiting list, akhirnya satu email dari eventbrite masuk. Yesss, I’m in! Satu kursi di kelas ke-19 Akademi Berbagi Makassar!

FYI, Akademi Berbagi adalah sebuah gerakan sosial nirlaba, bertujuan bagi-bagi pengetahuan, wawasan dan pengalaman, dalam bentuk kelas-kelas pendek yang diajar oleh para ahli dan praktisi di bidang masing-masing. Dimulai Juli 2010 di Jakarta, Akademi Berbagi yang biasa disingkat Akber ini sudah merambah banyak kota di Indonesia.  Medan, Palembang, Jambi, Bandung, Solo, Semarang, Jogjakarta, Surabaya, Malang, Balikpapan, Makassar, Ambon, Ende, Madura sudah ambil bagian dalam kelas ini. (dikit copas dari situsnya, gapapa yaa haha). Jadii karena namanya berbagi, pasti gratis dong. Yep, for free! Interesting bin tempting, eh? :)

Bertempat di lantai 4 Gedung Graha Pena Makassar, kelas kali ini mengambil materi public speaking dengan tajuk "Menggunakan Media Sosial untuk Menjual Karya". You know, media sosial or as well known as social media or as well known as facebook or as well known as twitter, heheh. Dan biar nyambung, pengajar yang didatangkan harus yang sudah telan asam garam di pemasaran sosial media dong. Standing applause plus confetti buat Akber Makassar telah mendatangkan orang yang tepat. The mighty morphin Pandji Pragiwaksono! :p

Pandji Pragiwaksono. Sit-down comedy, eh? :p

Siapa sih yang ga tau Pandji? Banyak! Haha :p Pandji Pragiwaksono Wongsoyudo atau biasa dikenal Pandji atau lebih dikenal lagi dengan “mas-mas Kena Deh!” *lol* adalah seorang penyiar radio, presenter televisi, penulis buku dan penyanyi rap. Lengkap ya! Pria kelahiran Singapura, 18 Juni 1979 ini juga aktif di stand-up comedy di Indonesia. Sejatinya, kedatangan Pandji ke Makassar adalah dalam rangka rangkaian tur MDB (Merdeka Dalam Bercanda),  sebuah tur stand-up comedy dengan tujuan beberapa kota di Indonesia hingga Singapura. Wow!


1.10.12

DFD in numbers!


Sepatu olahraga yang tak terpakai, digestion problem thingy, dan bajigur break (instead of coffee break. Bajigur? Yes. I mean it.) adalah sepotong cerita yang mungkin tertinggal di sana, di Diklat Fungsional Dasar (DFD) Pemeriksa. Diklat yang mempertemukan lagi satu angkatan, setelah tepat setahun sebelumnya bareng-bareng di-DTSD-kan. Lalu, apa cerita lainnya? Baiklaaah. Brace yourself, DFD in numbers is coming........ right after this line. :p

5 – Hari yang dibutuhkan untuk keseluruhan program pembelajaran termasuk ujian.
Adalah waktu yang terhitung singkat untuk mulai intim dengan ilmu pemeriksa, jika anda masih asing dengan hal-hal pemeriksa, or could I say ‘kaum Pertamina’? (mulai dari nol, Red.) Dengan core business KPDDP yang sama sekali berbeda, hmmm.... Yep, saya kaum Pertamina! Well guessed! *applause*

12 – Bulan yang cukup tuk mengubah teman-teman fiskus from nothing to sooo many things! 
Setahun terpisah,pengalaman, jam terbang, pola pikir tak lagi sama. Senang lho rasanya bisa berbagi pengalaman masing-masing. Lengkap! Meskipun mengecap bangku kuliah yang sama, setelah terjun di dunia kerja, pengalamannya beda-beda. Kok bisa beda-beda? Tergantung amal perbuatan? Ah tidak juga. Sepertinya lebih tergantung PENEMPATAN. :p

20 – Total keseluruhan kelompok kecil yang telah terbagi ke dalam 4 kelas. 
Saya adalah anggota kelas C a.k.a. kelas “c-Mess” they said, haha. KKP Kembang-Kumbang Pemeriksa, Jatuh Tempo, Homebase Heroes, Gang (e)Nam, dan TOILET adalah lima kelompok yang menghiasi kelas C. LOL why TOILET? Yakin mau tahu kenapa? Coba tanya si Dhika, sang juru bicara yang akan sangat ikhlas menerangkannya. Secara panjang. Dan secara lebar. Selama separuh putaran bumi. (oke ini lebay)

29 – Jumlah kepala dalam kelas C. 
Pak Imam, wali kelas sering bilang begini. “Tenang saja, kelas ini pasti lulus semua kok. Kecuali satu orang.” ROTFL kalo dipikir ya iyalah wong satu orang ga masuk diklat. But I don’t know, that joke never failed me! Mesti langsung *DEG!!!* begitu denger itu, ngahahaha geblek. Anyway, 29 juga merupakan total peserta yang berhasil meraih hasil diklat dengan predikat AMAT BAIK. Iya, elo harus bilang WOW! Record.

115 – Decibel (dB) yang ditimbulkan oleh kegemuruhan Malam Gemuruh. 
FYI, 0 dB adalah gelombang suara terlemah yang bisa dideteksi oleh telinga manusia. Lalu terkuatnya? 140 dB. Yap, 115 dB at Malam Gemuruh, I can say that. Bukan Malam Gemuruh namanya jika tidak gemuruh! (Thank you, Captain Obvious!) Setidaknya 100-an anak manusia berkompetisi di malam penutupan diklat ini. Atas nama kelas. Drama teatrikal, musikal, kolaborasi dansa dan cerita banci maupun disorientasi menghiasi malam penuh seni ini. Kagum. Tak butuh waktu lama bagi para punggawa keuangan negara ini untuk mempersiapkan karya unik menggelitik namun apik, yang masing-masing dirangkum tak lebih dalam 20 menit pementasan. Terus juaranya kelas apa? Tentu saja. Proud of you, guys! *angkat plakat* :)

116 – Peserta angkatan III yang lulus dan siap diangkat menjadi fungsional pemeriksa. Kapan saja, dan di mana saja. Asalkan homebase. #lahhh

124 – Nomer kamar saya. 
Kamar dengan kamar mandi paling berisik saat occupied, isinya penyanyi kamar mandi semua sih, hahaha. Beruntung  struktur rahang saya cukup tegas, seperti orang Batak kebanyakan. Jadi ga perlu minder lah ya sama dua orang roommate yang kebetulan sama-sama Batak-nya. *minder ngapain juga kau No’! bzzzt*

1003 – Waktu checkout dari hotel. 
Sistem buka tutup jalur Puncak membuat saya dan rombongan mesti mencari cara membunuh waktu menunggu 1130, saat jalur turun dibuka. Iya, rasanya kurang lengkap di Bogor kalau tidak ke Cimory. Cimory Mountain View. Resto yang terkenal dengan produk yoghurt-nya ini kami jadikan tempat untuk membunuh waktu, dan membunuh bakteri (?)

1250 – Target penerimaan pajak (dalam triliun rupiah) tahun 2013, maybe? 
Hehe. Yang pasti... Untuk berkontribusi, tak perlu menunggu menjadi juru sita, pemeriksa, AR, atau jabatan yang selama ini kita anggap lebih berpengaruh dalam penerimaan pajak, kenapa? Karena apa adanya kita, sudah melengkapi DJP kita. ;)  #terTestpack

Well, I think that it’s time to stop playing numbers. They’re getting mad.  *bilang aja udah blank No', hahah*

Intinya, saat ada yang bertanya apa itu DFD, saya akan bilang bahwa DFD adalah satu hal singkat yang penuh dengan cerita, pengalaman, ilmu, tawa, peluh, diare, lipstik, dan..... cerita cinta mungkin? :)


c-Mess :)

Salam gemuruh, FUNGSIONAL!
Fungsional, TETAP SEMANGAT!