3.8.13

Miranda Rights

Premis 1: Rabu kuliah telah usai.
Premis 2: Tiket mudiknya masih Sabtu.
Kesimpulan: What now? Kalau ga tau mesti ngapain, gampangnya sih reschedule tiket ya. Tapi itu juga selama tiketnya available. Err, selama tiketnya affordable, I mean. :p #mahasiswa

Well, 3 hari nganggur sepertinya waktu yang tepat untuk menyentuh drive G:DATA/MOVIES LIKE JAGGER yang lama tak tersentuh. Berawal dari rasa penasaran seberapa channing si Charming Tatum :p, the man who’s most talked about pas ini film booming medio 2012 dulu, dan sertifikasi 85% fresh tentunya (PS: Call me lazy, I easily do a prejudgement whether a movie is worth a watch or not, only by its rating). I picked 21 JUMP STREET, then. 




Oke sedikit cerita tentang jalannya film. Intinya film berdurasi 109 menit ini berfokus pada persahabatan Schmidt (Jonah Hill) dan Jenko (Channing Tatum). Musuhan di kampus, ketemu lagi di akademi kepolisian, sahabatan, lulus jadi polisi, terus jadi satu partner dalam penugasan. Plot utama film ini datang dari seru dan kocaknya perjuangan mereka dalam sebuah misi. Sebuah misi yang mengharuskan mereka nyamar jadi highschool student lagi: “Infiltrate the dealers, find the supplier.”

Dengan script yang penuh akan rude (yet extremely smart) jokes ala amerikiyah, scene penggunaan miras dan obat-obatan terlarang, dan beberapa sexual content, tak heran kalau ini film kategori rated R. Namun di balik itu semua, ini film sarat makna. Entah, rasanya banyak aja hikmah yang bisa diambil dari persahabatan si Schmidt dan Jenko ini. Persahabatan yang menjurus bromance sih, haha. Let me try to list the points:


1. Difference doesn’t separate. Difference unites.
Schmidt is the nerd one, Jenko is the cool one. Schmidt terbiasa tertindas, Jenko naturally teratas. Schmidt seorang ahli teori, Jenko seorang praktisi.
See the differences? Ya, mereka berbeda. 180 derajat. Tapi justru perbedaan inilah yang menyatukan mereka. Terlihat ketika berada di police academy, Schmidt membantu persiapan Jenko untuk ujian teori, dan Jenko memotivasi Schmidt dalam tes lari. And they passed it. Together.
Klise memang, tapi ketika tahu formula tuk kombinasi, perbedaan bisa saling melengkapi. Layaknya elektron yang melompat-lompat tuk stabilkan proton, atau mungkin sebaliknya? Proton berkeliaran mencari elektron. Kovalen.




2. Overvaluing is no good. But in a friendship, it’s beyond good.
Oke, tak seharusnya untuk kita terlalu sungkan hubungi teman ketika butuh bantuan. Rasa sungkan muncul ketika seseorang undervaluing pertemanannya semacam: “Gue ga enak, emang gue siapanya dia?” | “Gue takut ngerepotin, cuma teman biasa ini”. Sungkan menafikan status hakiki kita sebagai manusia: Makhluk sosial.
Making bestfriend is about helping each other. Saling membantu memunculkan ikatan interaksi, interaksi menumbuhkan peduli, dan peduli melahirkan famili. Brothers, layaknya Schmidt dan Jenko. Di sini, prinsip ‘friends for benefit’ tak sepenuhnya salah.
“So, do you have a bestfriend?” | I’d sadly say no, I don’t. (screw these sungkan things I suffer)

3. Avoid conflict. But let’s admit, somehow we need it.
Mama bilang dalam pacaran tengkar itu biasa. Kalau habis tengkar pasti jadinya tambah sayang. Ini bener-bener bener. Kenapa? Yah terkadang manusia butuh dipecut agar tahu kalau dipecut itu sakit. Biar selalu dan semakin mensyukuri detik-detik kenyamanan ketika dia ga dipecut. Konflik yang terjadi antara Schmidt dan Jenko ini contohnya, makin ‘mesra’ ketika sadar bahwa mereka telah berkonflik.
Iya, secara normatif manusia baiknya menghindari konflik,  namun di lain pihak sebenarnya kita juga butuh konflik. Dan biar hukum alam yang mengatur kapan dan bagaimana konflik itu terjadi.
Note: Kalau aku bilang sih memang orang pacaran kalau habis tengkar itu tambah sayang, selama tengkarnya ga bikin putus. :p

4. Get bigger!
Learn from Channing: The bigger you are, the more attractive you are, eh? Haha

I adore this movie, I adore their friendship. I wish I had one.



In the end, they got the mission done. They found the supplier, put him down, and read the Miranda Rights. Completely.
"You have the right to remain silent. Anything you say can and will be used against you in a court of law. You have the right to an attorney. If you cannot afford an attorney, one will be provided for you. Do you understand the rights I have just read to you? With these rights in mind, do you wish to speak to me?"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar